13.7.14

Kebaikan yang Tersembunyi

Dalam buku "Long Walk to Freedom", Nelson Mandela (1918-2013) menceritakan salah satu pengalamannya saat mendekam di penjara Robben Island selama 19 tahun.

Di penjara itu, ada seorang kepala sipir yang dikenal paling kejam. Namanya Badenhorst. Beberapa hari sebelum Badenhorst pergi, Mandela dipanggil ke kantor pusat. Jenderal Steyn saat itu tengah mengunjungi pulau itu dan ingin tahu apakah ada pengaduan dari para narapidana. Badenhorst juga berada di kantor itu ketika Mandela menuliskan pengaduannya.

Ketika Mandela selesai, Badenhorst mengajaknya mengobrol. Badenhorst berkata kalau dirinya akan meninggalkan pulau itu. "Saya cuma berharap semua orang di sini baik-baik saja." Seketika Mandela tercengang sekaligus merasa kagum. Ucapan Badenhorst itu menurutnya sangat tulus dan menunjukkan sisi lain dirinya yang tak pernah terlihat sebelumnya. Mandela menjawab, "Terima kasih dan semoga sukses"

Mandela merenungkan kejadian ini. Badenhorst mungkin kepala sipir yang paling kejam dan tak berperasaan. Namun pada hari itu di kantor pusat, ia menunjukkan bahwa ada sisi lain yang dia miliki, sisi yang tampak tak jelas tapi masih ada di dalam dirinya. Sikapnya yang tidak menyenangkan, bisa jadi, karena sistem tempatnya bekerja yang menuntut demikian. Hal ini mengingatkan kita bahwa semua bahwa manusia, yang kelihatannya bersikap paling dingin sekalipun, tetap memiliki kebaikan dalam dirinya.

Dalam kehidupan ini, kita seringkali menjumpai "Badenhorst" lainnya. Coba renungkan sejenak, alasan di balik sikapnya yang menjengkelkan. Mungkin mereka bersikap begitu karena memang ada sesuatu yang mengharuskan mereka seperti itu. Atau, mungkin kekesalan mereka diakibatkan karena persoalan rumit yang sedang mereka hadapi di kehidupan pribadi, kampus atau kantor. Sayangnya memang, kekesalan mereka dilampiaskan dengan sikap kasar kepada orang lain, kepada kita. Tapi, alangkah baiknya jika kita tidak mengimbangi sikap orang-orang seperti Badenhorst itu.

Seperti yang dikatakan Mandela, pada dasarnya setiap manusia memiliki sisi baik yang jika disentuh akan mampu mengubah manusia paling dingin sekalipun. Karena itu, dengan berusaha sedikit memahami, kita akan bisa bersikap sopan dan ramah. Perlahan tapi pasti kekerasan hati orang itu akan berhasil diluluhkan.

Tetesan air yang terus-menerus bisa melubangi kerasnya batu karang. Begitu pula, hati yang keras akan mampu luluh dengan sikap yang lemah-lembut.

Luar biasa!

AKU DAN KAMU part 1

Aku selalu pegang kuat ingatan tentang dirimu
Aku mengenangmu dengan segenggam harapan jika kau juga mengenangku
Kini kita telah jauh
Milyaran detik telah aku lewati tanpa senyuman darimu
Jutaan menit aku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu
Ribuan jam pula aku rela menunggumu untuk kembali padaku
Waktu yang sangat panjang bagiku untuk mengenangmu
Waktu yang sangat berharga bagiku untuk menunggumu
Menunggu senyuman indahmu yang selama ini menyemangatiku
Dan waktu-waktu dalam hidupku akan indah jika terlewati bersamamu
Bertasbih memuja sang kuasa bersama-sama

AKU DAN KAMU part 2

Terimakasih untuk kau yang selalu ada lalu menghilang...
Kau mengajariku banyak hal akan itu...
Bahwa yang selalu ada akan meninggalkan kita,
Bahwa tak ada yang abadi di dunia yang fana ini,
Bahwa yang memberi tak selalu menerima,
Bahwa jangan terlalu mempercayai seseorang dalam kehidupan,
Bahwa apa yang kita inginkan tak selalu tercapai seperti apa yang kita harapkan.
Terimakasih, 
Aku belajar menyayangi karenamu...
Aku belajar mencintai karenamu...
Aku belajar mengerti karenamu...
Terimakasih,
Kau membuatku agak sedikit lebih dewasa karena hal ini...
Sakit memang, pedih memang, tapi inilah hidup...