29.4.11

PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1996) pendekatan adalah cara atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan cara mendekati objek yang diteliti agar tujuan tercapai.
Dari defenisi diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa seorang guru harus melakukan pendekatan-pendekatan dalam mengelola kelas. Hal ini bertujuan untuk mendekati peserta didik, sehingga tujuan dari pendidikan tercapai.
Berbagai teknik dapat digunakan oleh guru untuk mengelola kelas, baik untuk menanggulangi maupun mencegah timbulnya tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. teknik-teknik tersebut misalnya pujian, aturan, larangan, peringatan, hukuman dan sebagainya.
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual. Adanya hubungan yang harmonis antara guru dengan anak didik, dan tingginya kerjasama di antara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam pengelolaan kelas. Pendekatan dalam pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai pertimbangan yang mendasar dan komprehensif yang melatarbelakangi penggunaan teknik-teknik tertentu dalam pengelolaan kelas.

Berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas :

1. Pendekatan Kekuasaan (Otoriter)
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru di sini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Siswa harus duduk dengan tertib, tenang, dan terus menerus memperhatikan guru. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Didalamnya ada "kekuasaan" dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekati. Dan dengan bertindak dengan kekuasaan siswa mudah diatur dan wibawa guru dapat ditegakkan sehingga kelas bisa dikelola dengan mudah.

2. Pendekatan Pembebasan (Permisif )
Pendekatan ini memusatkan perhatian pada usaha untuk memaksimalkan kebebasan siswa. Semua siswa diberikan kesempatan untuk melakukan apa saja yang dikehendaki dalam lingkungannya. Siswa belajar dari apa yang dilakukan dengan melihat manfaat dan mudharatnya, yang pada akhirnya siswa dapat menentukan suatu prilaku yang berarti bagi dirinya. Dalam pendekatan ini anak didik akan merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru disini adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

3. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku (Behavior Modification)
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan ini bertolak dari pandangan Psikologi Behavioral yang mengemukakan asumsi bahwa :

a) Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses Belajar.
b) Ada dua proses psikologi yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yaitu penguatan positif (positive reinforcement) dan penguatan negatif (negative reinforcement).

Untuk membina tingkah laku yang dikehendaki, guru harus memberikan penguatan positif berupa ganjaran, atau mengurangi penguatan negatif yaitu menghilangkan hukuman. Sedangkan untuk mengurangi tingkah laku yang tidak dikehendaki, guru dapat menggunakan penguatan negatif berupa hukuman/sangsi.

4. Pendekatan Sosio-Emosional
Menurut Djamarah (2006 : 181) pendekatan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial di dalam kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling. Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secara maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid. Di dalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas.

5. Pendekatan Kerja Kelompok (Group Process)
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.

6. Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.

7. Pendekatan Kompetensi
Pendekatan kompetensi adalah pendekatan yang dilakukan oleh guru berdasarkan kemampuan siswa

8. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan.

9. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan ketertiban peserta didik melalui pendayagunaaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan bermanfaat bagi lingkungan.

10. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual mengacu pada penglihatan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Dimana pengelolaan kelas sesuai dengan prinsip dalam konteks yang telah disepakati.

11. Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik adalah pendekatan yang dilakukan untuk melakukan serangkaian pengalaman belajar yang berpusat pada sebuah pokok pelajaran (tema).

Analisis Penulis
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual. Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.

GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS

Tugas dan Peranan Guru dalam Pengelolaan Kelas
Peran guru meliputi :

1. Korektor
Disini guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, yang mana nanti hal ini bisa kita lihat di kehidupan sehari-hari baik keluarga maupun masyarakat

2. Inspirator
Seorang guru harus bisa menjadi inspirasi/teladan bagi peserta didik, seorang guru dapat menjadi ilham bagi peserta didik dalam kemajuan belajar

3. Informator
Seorang guru bisa menjadi sumber informasi bagi peserta didiknya untuk hal ilmu pengetahuan dan teknologi selain dari sejumlah mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum

4. Motivator
Seorang guru harus bisa menjadi sebagai motivasi bagi peserta didik dalam belajar. Disini seorang guru bisa memberi dorongan kepada peserta didiknya untuk lebih semangat dan bergairah dalam belajar

5. Inisiator
Seorang guru harus bisa menjadi pencetus ide-ide baru dalam kemajuan pendidikan dan pengajaran. Disini seorang guru bisa memberikan inisiatif-inisiatif terhadap masalah-masalah pelajaran yang diberikan

6. Fasilitator
Disini seorang guru menjadi fasilitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru akan menjembatani siswa jika siswa tersebut membutuhkan fasilitas dalam belajar

7. Pembimbing
Sudah menjadi sewajarnya seorang guru itu bisa menjadi pembimbing peserta didik baik dalam hal pelajaran maupun dalam sikap peserta didik itu sendiri. Nantinya guru akan membimbing peserta didik untuk bisa menjadi lebih baik

8. Supervisor
Adakalanya seorang guru itu menjadi pengawas terhadap dirinya, bagaimana proses pembelajarannya apakah sudah baik dan menilai proses pembelajarannya secara kritis

9. Evaluator
Disini guru harus bisa mengevaluasi secara keseluruhan dari proses pembelajarannya. Apakah tujuan pembelajarannya telah dicapai dan juga ada masalah bagaimana cara menghadapinya

Sikap atau Gaya Kepemimpinan Guru dalam Mengajar
Muhibbin Syah menjelaskan dan menambahkan satu lagi gaya kepemimpinan guru menurut Barlow (1985) yaitu otoriatif maka gaya kepemimpinan guru dalam proses belajar mengajar ada beberapa macam yaitu:

1. Otoriter (authoritarian), secara harfiah, otoriter berarti berkuasa sendiri atau sewenang-wenang. Dalam pendekatan pada proses pengelolaan kelas guru yang otoriter akan ditakuti oleh para siswa dan akan dianggap killer oleh para siswa, sehingga siswa akan merasa dongkol jika ditegur atau dimarahi

2. Demokratis (Democratic). Artinya demokratis adalah bersifat demokrasi, yang pada intinya mengandung makna memperhatikan persamaan hak dan kewajiban semua orang. Guru yang seperti ini akan disenangi oleh banyak siswa, karena ia memperhatikan hak dan kewajiban dari masing-masing murid

3. Otoritatif (authoritative), otoritatif berarti berwibawa karena adanya kewenangan baik berdasarkan kemampuan maupun kekuasaan yang diberikan.

Kemampuan Guru dalam Pengelolaan Kelas
Seorang guru harus memiliki beberapa kompetensi atau kemampuan dalam mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Seperti:

1. Kompetensi Intelektual
Yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada dari dalam individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai seorang guru.

2. Kompetensi Fisik
Yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi.

3. Kompetensi Pribadi
Yaitu perangkat prilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai seorang mandiri yang melakukan transformasi diri, identitas diri dan pemahaman diri.

4. Kompetensi Sosial
Yaitu perangkat prilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial secara efektif (kemampuan berinteraksi).

Instrumen Untuk Mengukur Kemampuan Guru
Untuk mengetahui kemampuan seorang guru, dapat digunakan instrument berupa angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai kompetensi yang dimiliki oleh guru yang bersangkutan. Angket ini bisa diberikan kepada siswa yang memang secara langsung berinteraksi dengan guru tersebut dalam kurun waktu yang sudah lama.
Adapun pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan guru ialah:
1. Apakah guru ramah kepada siswa?
2. Apakah guru menggunakan media dalam pembelajaran?
3. Media seperti apa yang sering digunakan dalam pembelajaran?
4. Strategi seperti apa yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran?

Analisis Penulis
Seorang guru mesti memiliki kompetensi-kompetensi diatas. Dalam pengelolaan kelas, kompetensi tersebut diperlukan untuk mendidik, mengajar dan juga melatih siswa. Sehingga dalam menjalankan tugas dan peran, seorang guru tidak hanya sekedar transfer knowledge.

PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGELOLAAN KELAS

Pengertian Prinsip Dasar Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas mengandung pengertian, yaitu proses pengelolaan kelas untuk menciptakan suasana dan kondisi kelas yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif (Rachman, 1999 : 11). 


Pengelolaan kelas juga dapat diartikan sebagai segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan (Ahmad, 1995 : 1).

Sedangkan prinsip dasar pengelolaan kelas adalah pegangan atau acuan yang memiliki pokok dasar berfikir atau bertindak bagi seorang pendidik dalam usaha menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta mengembalikan kondisinya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran.


Macam-Macam Prinsip dalam Pengelolaan Kelas

Djamaroh (2006 : 173) menyebutkan masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang sering di diskusikan oleh penulis professional dan pengajar adalah juga pengelolaan kelas. Mengingat tugas utama dan paling sulit bagi pengajar adalah pengelolaan kelas.

Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya di masa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk prilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.

Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa (Djamarah, 2006 : 184). Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan prilaku. Kepribadian siswa dengan ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya secara individual. Perbedaan secara individual ini dilihat dari segi perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.

Faktor ektern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.

Djamarah (2006 : 185) menyebutkan dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut :

1. Hangat dan Antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasilnya dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru dan interaksi guru dengan siswa akan mengurangi munculnya gangguan dan bisa juga meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar efektif. Dengan demikian dapat mencegah munculnya gangguan kelas seperti siswa meribut, tidak memperhatikan guru menerangkan, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

5. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negative. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

6. Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri dan guru sendiri hendaknya dapat menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut terdisiplin dalam segala hal.


Strategi Untuk Mengimplementasikan Prinsip-Prinsip Dalam Pembelajaran

Strategi pengelolaan kelas adalah pola/siasat yang menggambarkan langkah-langkah yang digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap kondusif. Sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif dan menyenangkan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Djamarah (2005 : 174) hal-hal yang berkaitan dengan strategi untuk mengimplementasikan prinsip pengelolaan kelas ialah :

1. Penataan ruang kelas
  • Pengaturan tempat duduk
  • Pengaturan alat pengajaran
  • Penataan dan kebersihan ruang kelas
  • Ventilasi dan tata cahaya
2. Pengaturan Anak didik
  • Pembentukan organisasi. Pembentukan organisasi kelas merupakan langkah awal melatih dan membina anak didik dalam hal berorganisasi. Dengan organisasi ini anak didik dapat membantu guru dalam berbagai hal.
  • Pengelompokan anak didik. Dalam upaya melayani kegiatan belajar yang optimal, pengelompokan anak didik mempunyai arti penting. Pengelompokan anak didik tersebut bermacam-macam mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.

Berdasarkan uraian prinsip-prinsip pengelolan kelas di atas, dapat kita ambil analisis yaitu dalam pengelolaan kelas seorang guru mesti tahu dan mempergunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Prinsip pengelolaan kelas itu sendiri merupakan pegangan atau acuan pokok dasar berfikir atau bertindak bagi seorang pendidik. Tujuannya adalah untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta mengembalikan kondisinya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran.

28.4.11

KONSEP DASAR PENGELOLAAN KELAS

Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelola dan kelas. Pengelolaan kelas itu sendiri akar katanya adalah “kelola” ditambah awalan pe- dan –an. Istilah lain dari pengelolaan adalah management, yang berarti tata pimpinan, pengelola. Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik (1987 : 311) adalah kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang dapat pengajaran dari guru.

Menurut Lois V, Johnson dan Mary A. Bani (Classroom Management), yang diikhtisarkan oleh Dr. Made Pidarta (1970).
  • Pengelolaan ditinjau dari konsep lama adalah mempertahankan ketertiban kelas.
  • Pengelolaan kelas ditinjau dari konsep modern adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas.
Jadi pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran atau pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Suharsimi Arikunto (1988 : 67) berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.


Menurut Syaiful Bahri Djamarah ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan oleh guru untuk pengelolaan kelas yaitu :

1. Pendekatan Kekuasaan
Yakni adanya kekuasaan guru dalam mengawasi tingkah laku siswa sekaligus mengharapkan norma yang berlaku dan ditaati oleh siswa sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

2. Pendekatan Kebebasan
Yakni dalam proses pembelajaran siswa diberi kebebasan untuk belajar di kelas dan guru tetap mengawasi segala prilaku siswa dalam kelas. Pendekatan kebebasan digunakan untuk membantu siswa melakukan aktifitas siswa dengan baik.

3. Pendekatan Pembelajaran
Yakni pendekatan ini di dasarkan atas suatu asumsi bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku siswa dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan tersebut menganjurkan tingkah laku guru untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku siswa yang kurang baik.

4. Pendekatan Tingkah Laku
Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.


Urgensi Kompetensi Pengelolaan Kelas Bagi Guru dan Siswa

Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai tugas dan tanggung jawab yang cukup berat, terlebih lagi semakin banyak tuntutan masyarakat dan semakin kompleksnya permasalahan pendidikan seiring dengan kemajuan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat. Mengingat hal tersebut, sekolah senantiasa diarahkan untuk mampu melaksanakan peranannya dalam menghasilkan manusia Indonesia yang siap dan mampu menghadapi dinamika kehidupan, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, sangat bijaksana jika seorang guru memiliki perilaku serta talenta yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Maka dari itu hendaknya seorang guru membekali dirinya dengan kemampuan yang baik, yaitu : kemampuan menguasai bahan bidang studi, kemampuan merencanakan dan melaksanakan program belajar mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi serta program yang telah ditentukan. Oleh karena itu untuk menciptakan situasi belajar mengajar seorang guru harus memiliki salah satu kemampuan yaitu “kemampuan mengelola kelas” yang mana kegiatan mengelola kelas menunjuk pada kegiatan-kegiatan yang menciptakan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.

Dengan menerapkan pengelolaan kelas diharapkan siswa mampu untuk menjadi peserta yang aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran, yang bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajar, yang menemukan informasi untuk menjawab pertanyaannya, dan yang membangun serta sumber-sumber yang didapatinya. Dengan demikian pengelolaan kelas yang berorientasi pada siswa adalah suatu langkah yang efektif dan efisien yang mengembalikan serta menunjang cara belajar ke proses yang aktif ke setiap anak.

Pentingnya pengelolaan kelas bagi guru dan siswa :

1. Bagi siswa
  • Mendorong mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku dan mengendalikan diri
  • Memberikan tingkah laku sesuai dengan tata tertib dan menyadari bahwa teguran guru adalah kasih sayang bukan kemarahan
  • Menimbulkan rasa berkewajiban, melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan ragam aktivitas kelas
2. Bagi guru
  • Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam melihat kelancaran penyajian dan langkah-langkah pengajaran secara tepat dan baik
  • Memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan kecil serta memahami strategi yang digunakan dengan masalah tingkah laku siswa yang berbeda
  • Menyadari akan kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya


Membedakan Konsep Pengelolaan Kelas dan Pengelolaan Pembelajaran


Pengelolaan dan pembelajaran dapat dibedakan tapi memiliki fungsi yang sama. Pengelolaan tekanannya lebih kuat kepada aspek pengaturan (management). Manajemen adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya, member penguatan, mengembangkan hubungan antara guru dan anak didik, membuat aturan kelompok yang produktif. Contoh dari aspek pengelolaan, jika di dalam kelas terdapat gambar yang dianggap kurang baik atau tidak pada tempatnya untuk ditempelkan pada dinding karena akan menganggu konsentrasi siswa dalam belajar, maka guru tersebut memindahkannya dan menempatkan pada tempatnya yang dianggap cocok.

Sementara pembelajaran (instruction) lebih kuat berkenaan dengan aspek mengelola atau memproses materi pelajaran. Masalah pengajaran adalah usaha untuk membantu anak didik dalam mencapai tujuan khusus pengajaran, misalnya membuat satuan pembelajaran, penyajian informasi, mengajukan pertanyaan, evaluasi, dan lain-lainnya. Pada proses pembelajaran, jika diperoleh siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk materi tertentu, maka guru mengidentifikasi sebab-sebabnya, dan membantu siswa menghadapi kesulitan yang di hadapinya itu (Hasan Basri, 2000).

Berdasarkan uraian diatas tentang konsep dasar pengelolaan kelas dapat saya analisis bahwa konsep dasar pengelolaan kelas sangat perlu dan penting dipahami oleh seorang pendidik. Karena konsep dasar pengelolaan kelas berperan penting dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif.